Desa Mandalamekar Siap Go Open Source

Posting Komentar

Pelatihan Open Source untuk Desa Mandalamekar

Pelatihan Open Source untuk Desa Mandalamekar

Kepala Desa Mandalamekar, Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengikuti pelatihan piranti lunak sumber terbuka (open source) di Infest Yogyakarta, mulai tanggal 6 – 8 Mei 2011. Kegiatn ini mendukung gagasan Mandalamekar Go Open Source (MGOS). Piranti lunak ini merupakan bagian penting dalam pengembangan sistem informasi desa di Desa Mandalamekar.

MGOS merupakan gagasan pemerintah Desa Mandalamekar untuk menindaklanjuti program Pemerintah Republik Indonesia dalam kemandirian teknologi. Pada tanggal 30 Juni 2004, Pemerintah Indonesia mencanangkan gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS) untuk mendorong bangsa Indonesia bisa bersaing di bidang teknologi informasi dan komputer. Gerakan ini dipelopori oleh lima kementrian, yaitu Kementrian Riset dan Teknologi (Menristek), Kementrian Komunikasi dan Informasi (Menkoinfo), Kementrian Pendayaangunaan Aparatur Negara (MenPAN), Kementrian Kehakiman dan HAM (MenkehHAM), dan Kementrian Pendidikan Nasional (Mendiknas).

Selama pelatihan, Kepala Desa Mandalamekar, Yana Noviadi (43) mempelajari instalasi sistem operasi Ubuntu 10.04, aplikasi kantoran Open Office, penggunaan Internet dan modem, penggunaan aplikasi audio dan video, dan aplikasi pengolah foto.

“Selama ini data desa sering terserang virus, akibatnya banyak data yang rusak sehingga menghambat pelayanan terhadap masyarakat. Dengan menggunakan sistem operasi open source atau linux keamanan data lebih terjamin. Selain itu, kita harus mendukung program pemerintah di bidang teknologi,” ujarnya.

Pemamfaatan open source juga bagian dari program penghematan anggaran Pemerintah Desa Mandalamekar. Bila menggunakan piranti lunak berbayar, untuk sistem operasi dananya 1,5 juta, untuk aplikasi kantoran butuh 4,5 juta, dan untuk aplikasi audio dan video mencapai 1,5 juta, di luar harga perangkat keras (hardware) yang mencapai 4 – 5 jutaan. Meskipun telah membayar tinggi komputer masih rawan serangan virus.

“Piranti lunak open source bisa didapat dengan gratis, kita juga bisa belajar bagaimana teknologi dikembangkan. Alokasi dana bisa digunakan untuk kepentingan lainnya,” imbuhnya.

Sistem informasi desa dan penggunaan open source sudah dimulai dari komputer jingjing (laptop) Desa Mandalamekar yang berisi data pemerintah desa. Pada akhir bulan Mei 2011 tim dari Yogyakarta akan memberikan pelatihan di kantor Desa Mandalamekar. Semoga gagasan ini menjadi bagian dari peningkatan kemampan teknologi masyarakat di Desa Mandalamekar.


Related Posts

Posting Komentar